[SALAH] Foto Petinggi Kepolisian Mengizinkan Demo Neo PKI

Hasil
Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas
Pendidikan Indonesia).

Foto dengan
narasi yang salah. Faktanya, foto tersebut diambil pada 26 November 2018 saat
pengurus Gerakan Jaga Indonesia bertemu dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya
Kombes Pol Argo Yuwono untuk meminta kepolisian melarang kegiatan reuni akbar
212 tahun 2018, bukan foto petinggi kepolisian mengizinkan demo neo PKI.

Selengkapnya
di bagian pembahasan.

====

Kategori:
Konten yang Menyesatkan

====

Sumber: Twitter

http://archive.vn/kGulh

====

Narasi:

“Demo Neo
PKI hari ini udah dapat ijin dari Buntelan kentut maaf ralat Dari Petinggi Kepolisian

Tinggal
tunggu gendering perang ditabuh aja”

====

Penjelasan:

Akun
Twitter @iduliana (Àdindà Êlizàbéth Ràhmàdàni) mengunggah sebuah foto dengan
narasi “Demo Neo PKI hari ini udah dapat ijin dari Buntelan kentut maaf ralat
Dari Petinggi Kepolisian Tinggal tunggu gendering perang ditabuh aja” pada 27
Juli 2020. Unggahan tersebut telah mendapatkan respon sebanyak 655 suka, 227
retweet, serta 114 komentar.

Berdasarkan
hasil penelusuran, foto tersebut merupakan foto yang diambil saat kelompok
organisasi bernama Gerakan Jaga Indonesia bertemu dengan Kabid Humas Polda
Metro Jaya Kombes Pil Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, pada 26
November 2018. Sekretaris Jenderal Gerakan Jaga Indonesia, Boedi Djarot
mengatakan organisasinya meminta Polda Metro Jaya melarang Reuni Akbar 212 yang
akan digelar pada 2 Desember 2018.

“Kami minta
agar kepolisian mencegah aksi reuni 212. Aksi itu kami nilai sebagai gerakan
HTI [Hizbut Tahrir Indonesia] yang sedang berdakwah tentang negara khilafah,”
kata Boedi di Polda Metro Jaya.

Menurutnya,
dengan adanya pelaksanaan Reuni Alumni 212 ini justru semakin memperlihatkan
bagaimana ideologi khilafah terus berjalan dan semakin masif. Hal ini terlihat
dalam persiapan menjelang aksi tersebut, karena ribuan peserta aksi dari
berbagai wilayah Indonesia akan hadir di Monas, Jakarta Pusat.

Sebagai
tambahan, pada tanggal 27 Juli 2020 Gerakan Jaya Indonesia menggelar peringatan
peristiwa 27 Juli di Kompleks MPR/DPR, Jakarta. Boedi Djarot yang merupakan
salah satu petinggi organisasi tersebut diduga memberikan komando kepada
massanya untuk membakar poster Imam Besar FPI Rizieq Shihab saat aksi tersebut
berlangsung. Namun, ia mengklaim bahwa ia tidak memberikan komando tersebut.

“Oh
tidak (saya perintahkan). Saya tak mau membakar. Tapi kalau saya menghentikan
mereka, jatuh wibawa saya. Silakan saja, namanya juga orang marah,” kata
Boedi yang dihubungi lewat sambungan telepon oleh CNNIndonesia.

Terkait
dengan perizinan aksi tersebut, tidak ada keterangan yang menjelaskan apakah
pihak kepolisian memberikan izin atau tidak.

Dengan
demikian, foto dengan narasi yang diunggah akun Twitter @iduliana (Àdindà
Êlizàbéth Ràhmàdàni) dapat masuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan. Hal
ini dikarenakan foto tersebut merupakan foto pengurus Gerakan Jaga Indonesia
bersama dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pil Argo Yuwono di Polda
Metro Jaya pada 26 November 2018 untuk meminta kepolisian menggagalkan reuni
akbar 212.

====

Referensi:

https://tirto.id/alasan-gerakan-jaga-indonesia-minta-polisi-larang-reuni-212-dav7

https://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/18/11/26/pislr5377-kelompok-ini-minta-polisi-gagalkan-reuni-212

https://cnnindonesia.com/nasional/20200729110218-20-530104/boedi-djarot-buka-suara-soal-pembakaran-poster-rizieq-shihab

The post [SALAH] Foto Petinggi Kepolisian Mengizinkan Demo Neo PKI appeared first on TurnBackHoax.